LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA DAN ASPEK-ASPEKNYA BERSERTA CONTOH KASUS

BAB I
A. PENDAHULUAN
Manusia hidup pasti mempunyai hubungan dengan lingkungan hidupnya. Pada mulanya, manusia
mencoba mengenal lingkungan hidupnya, kemudian barulah manusia berusaha menyesuaikan dirinya.
Maka dari itu manusia telah berusaha pula mengubah lingkungan hidupnya demi kebutuhan dan
kesejahteraan.
Manusia dan lingkungan, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial budaya, merupakan sebuah
sistem yang saling terkait satu sama lain. Manusia dalam menjalani kehidupannya tidak akan terlepas
dari pengaruh sosial, budaya, dan lingkungan alam dan semuanya itu membangun pola pikir atau ide
setiap manusia terhadap keberadaannya dalam lingkungan yang melingkupinya. Setiap manusia harus
memiliki pengetahuan tentang lingkungan tempatnya berada, memiliki kekuatan untuk memberdayakan
lingkungan di sekitarnya, dan mampu mengubah, bahkan tak jarang merusak lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap pembentukan dan
perkembangan perilaku individu, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosio-psikologis, termasuk
didalamnya adalah belajar. Yang dimaksud dengan lingkungan pada uraian ini hanya meliputi orang-
orang atau manusia-manusia lain yang dapat memberikan pengaruh dan dapat dipengaruhi, sehingga
kenyataannya akan menuntut suatu keharusan sebagai makhluk sosial yang dalam keadaan bergaul satu
dengan yang lainnya.

Lingkungan adalah suatu media di mana makhluk hidup tinggal, mencari, dan memiliki karakter serta
fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balik dengan keberadaan makhluk hidup yang
menempatinya, terutama manusia yang memiliki peranan yang lebih kompleks dan riil[1]. Lingkungan
hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan,dan makhluk hidup, termasuk di
dalamnya manusia dan perilakunya.
Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan non fisik. lingkungan fisik adalah Lingkungan alam dan
buatan, dimana Lingkungan alam adalah keadaan yang diciptakan oleh Allah untuk manusia sedangkan
Lingkungan buatan adalah dibuat oleh manusia. Lingkungan nonfisik adalah lingkungan sosial budaya di
mana manusia itu berada, sedangkan lingkungan sosial adalah suatu wilayah tempat berlangsungnya
berbagai kegiatan, yaitu Interaksi sosial antara berbagai kelompok beserta pranatanya dengan simbol
dan nilai, serta terkait dengan ekosistem (sebagai komponen lingkungan alam) dan tata ruang atau
peruntukan ruang (sebagai bagian dari lingkungan binaan/buatan).[2]
Sebagaimana firman Allah QS. al-Qashasah (28) : 77

وَابْتَغِ فِيمَا ءَاتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ
الْمُفْسِدِينَ(77)

Artinya :
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan
janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang
lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

Lingkungan sangat penting bagi kehidupan manusia. Segala yang ada pada lingkungan dapat
dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia, karena lingkungan memiliki
daya dukung, yaitu kemampuan lingkungan untuk mendukung perilaku kehidupan manusia dan makhluk
hidup lainnya. Arti penting lingkungan bagi manusia adalah sebagai berikut :
1. Lingkungan merupakan tempat hidup manusia. Manusia hidup, berada, tumbuh,dan berkembang
di atas bumi sebagai lingkungan.
2. Lingkungan memberi sumber-sumber penghidupan manusia.
3. Lingkungan memengaruhi sifat, karakter, dan perilaku manusia.
4. Lingkungan member tantangan bagi kemajuan peradaban manusia.
5. Manusia memperbaiki, mengubah, bahkan menciptakan lingkungan untukkebutuhan dan
kebahagiaan hidup.[3]

A. TEORI

ASPEK DASAR DARI BUDAYA
Bagi ahli antropologi dan sosiologi, budaya adalah “cara hidup” yang dibentuk oleh sekelompok manusia
yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Budaya termasuk kesadaran dan
ketidaksadaran akan nilai, ide, sikap, dan simbol yang membentuk perilaku manusia dan diteruskan dari
satu generasi ke generasi selanjutnya. Seperti didefinisikan oleh seorang ahli antropologi organisasi
Geert Hofstede, budaya adalah “tatanan kolektif dari pikiran yang membedakan anggota tersebut dari
satu kategori orang dengan orang lainnya.”

Pandangan Ahli Antropologi
Seperti diutarakan oleh Ruth Benedict dalam karya klasiknya berjudul The Chrysanthemum and the
Sword, tidak peduli betapa aneh tindakan atau pendapat seseorang , cara seseorang berpikir, merasa,
dan bertindak mempunyai hubungan dengan pengalamannnya di dunia ini. Tidak masalah jika tindakan
dan opini dirasakan sebagai gagasan yang aneh oleh orang lain. Pemasar global yang berhasil harus
memahami pengalaman manusia dari sudut pandang lokal dan menjadi orang dalam melalui proses
empati budaya.

Budaya Konteks Tinggi dan Rendah
Edward T. Hall menyarankan konsep konteks tinggi dan rendah sebagai salah satu cara untuk memahami
orientasi budaya yang berbeda. Dalam budaya konteks rendah, pesan nyata; kata-kata membawa
sebagian besar informasi dalam komunikasi. Dalam budaya konteks tinggi, tidak terlalu banyak informasi
berada dalam pesan verbal. Jepang, Saudi Arabia, dan budaya konteks tinggi lainnya sangat menekankan
pada nilai dan posisi atau kedudukan seseorang di masyarakat. Dalam budaya ini, pinjaman dari bank
lebih mungkin didasarkan pada siapa Anda daripada analisis formal laporan keuangan. Dalam budaya
konteks rendah seperti Amerika Serikat, Swis, atau Jerman, persetujuan dibuat dengan informasi yang
jauh lebih sedikit mengenai karakter, latar belakang, dan nilai-nilai. Keputusan lebih didasarkan pada
fakta dan angka dalam permintaan pinjaman.

Komunikasi dan Negosiasi
Jika bahasa dan budaya berubah, ada tantangan tambahan dalam komunikasi. Misalnya, “ya” dan
“tidak” dipergunakan dengan cara yang berbeda antara Negara Jepang dan Negara barat. Hal ini
menyebabkan kebingungan dan kesalahpahaman. Dalam bahasa inggris jawaban “ya” atau “tidak” atas
sebuah pertanyaan didasarkan pada apakah jawabannya mengiyakan atau menolak. Dalam bahasa
Jepang, tidak demikian. Jawaban “ya” atau “tidak” dapat dipergunakan untuk jawaban yang
membenarkan atau menolak pertanyaan tadi.

Perilaku Sosial
Ada sejumlah perilaku sosial dan sebutan yang mempunyai arti yang berbeda-beda di dalam budaya
lain. Sebagai contoh, orang Amerika umumnya menganggap tidak sopan jika makanan di atas piring
membubung, membuat keributan ketika sedang makan, dan bersendawa. Namun sejumlah masyarakat
Cina merasa bahwa merupakan hal yang sopan jika mengambil setiap porsi makanan yang dihidangkan
dan menunjukkan kepuasannya dengan bersendawa.
Perilaku sosial lainnya, jika tidak diketahui, akan merugikan bagi pelancong internasional. Sebagai
contoh, di Arab Saudi, merupakan penghinaan jika menanyakan kepada pemilik rumah tentang
kesehatan suami/istri.

Sosialisasi Antar-Budaya

Memahami suatu budaya berarti memahami kebiasaan, tindakan, dan alasan-alasan di balik perilaku-
perilaku yang ada. Sebagai contoh, di Amerika Serikat, bak mandi dan toilet mungkin berada dalam
ruang yang sama. Orang Amerika mengasumsikan bahwa ini adalah norma yang berlaku di dunia.
Namun, dalam beberapa budaya seperti Jepang, menganggap itu tidak higienis. Bahkan budaya lain
menganggap duduk di atas toilet duduk itu tidak higienis. Di banyak budaya, penggunaan tisu toilet
bukanlah norma mereka.

1) Definisi Budaya
· Terdapat banyak definisi dari budaya . Dalam konteks ini, budaya dalam satu setting bisnis
didefinisikan sebagai adalah proses belajar, pembagian, bersifat memaksa serta sekumpulan simbol
yang saling, berhubungan dan mempunyai makna serta menyediakan satu set orientasi untuk anggota
masyarakat.
· Budaya dapat didefinisikan oleh perbatasan nasional, terutama ketika negara-negara terisolasi
oleh penghalang alami.
· Budaya berisi cabang kebudayaan yang hanya mempunyai sedikit kesamaan secara umum antara
satu budaya dengan budaya yang lain. (Kotabe 2007)

2) Elemen dari Budaya
Budaya terdiri dari banyak komponen saling berhubungan. Pengetahuan dari satu budaya memerlukan
satu pengertian mendalam pada bagian-bagian berbeda. Unsur-unsur dari Budaya sebagai berikut :
1. Material Life merupakan teknologi yang digunakan untuk menghasilkan, mendistribusikan, dan
mengkonsumsi barang-barang dan layanan
2. Bahasa; bahasa mempunyai dua bagian-bagian: lisan dan bahasa diam
3. Interaksi Sosial; interaksi sosial di antara orang; keluarga inti memperluas keluarga; kelompok
referensi
4. Aestetika; ide-ide dan persepsi bahwa satu budaya berkaitan dengan kecantikan serta kebaikan
5. Agama; sekumpulan kepercayaan (anggapan) komunitas yang berhubungan dengan satu
kenyataan yang dibuktikan dengan pengalaman
6. Pendidikan Salah satu dari wahana-wahana pembelajaran utama menyalurkan dari satu generasi
kepada berikutnya
7. Menghargai Sistem; nilai bentuk norma-norma dan standar orang.

3) Perbandingan Antar Budaya

Ø Budaya satu negara berbeda satu sama lain, tetapi biasanya berbagi aspek tertentu. Penelitian
psikologi sosial Saat ini mengungkapkan perbedaan budaya kunci antara East (timur) dan West (barat)
Budaya untuk konteks ini adalah bagaimana orang merasa mempunyai kenyataan dan penalaran.
Ø Budaya kontaks tingkat tinggi merupakan Penafsiran dari pesan berstandarkan pada tingkat
ketergantungan pada budaya negara tsb e.g., Cina, Korea, Jepang.
Ø Budaya konteks-rendah-: Meletakkan sebagian besar penekanan terhadap kata yang ditulis atau lisan;
e.g., AS, Skandinavia, Jerman.
Ø Individualisme: Keinginan orang untuk menyukai dan bertindak sebagai individu dari pada anggota
kelompok.
Ø Sifat kelaki-lakian (maskulinitas ): Pentingnya “pria” akan nilai (ketegasan, sukses, kompetitif
mengendalikan, prestasi) melawan “wanita” nilai (kesetiakawanan, kualitas hidup).
Ø Orientasi Jangka panjang fokus yang melawan jangka pendek: Masa depan melawan masa lampau
dan orientasi saat ini
4) Adaptasi pada budaya
Pemasar Global perlu untuk menjadi sensitif kepada penyimpangan budaya dimana mempengaruhi
pemikiran mereka, perilaku, dan pengambilan keputusan.
Self Reference Creation-SCR (kriteria referensi diri sendiri) mengacu pada kecenderungan tak sadar
orang untuk memohon pertolongan akan pengalaman dan sistem nilai budaya yang mereka miliki
sendiri untuk diterjemahkan pada satu situasi bisnis yang diberikan.

5) Budaya dan Bauran Pemasaran
Budaya adalah satu tiang kunci dari pasar.
Kebijakan Produk ; Produk Tertentu lebih banyak mengikat satu budaya dibandingkan produk lain.
Makanan, hidangan, dan produk pakaian cenderung untuk sangat terikat pada budaya .
Penetapan harga: Menetapkan harga kebijakan-kebijakan dikendalikan oleh empat Cs:
Ø Pelanggan (customer)
Ø Perusahaan (biaya, objektif, strategi) (company)
Ø Kompetisi (competitor)
Ø Kolaborator (e.g., distributor) (Collaborators).

Distribusi: Variabel Budaya mempengaruhi pengambilan kebijakan untuk saluran distribusi

Promosi: adalah bauran pemasaran yang paling kelihatan. Budaya akan secara tipikal mempunyai satu
pengaruh utama atas strategi komunikasi perusahaan. Tabu dan norma-norma budaya yang Lokal juga
mempengaruhi gaya periklanan.

6) Budaya Organisasi
Budaya Organisasi : sebagian besar perusahaan ditandai oleh budaya organisasi (perusahaan) mereka.
Sebuah model jenis budaya organisasi mencakup empat budaya berikut
a. Budaya Clan (Clan culture)
b. Budaya Adhocracy (Adhocracy culture)
c. Budaya Hirarki (Hierarchy culture)
d. Budaya Pasar (Market culture)

7) Manajemen Rekening Global (Global Account Management (GAM))
Koordinasi pengelolaan rekening nasabah di seluruh perbatasan nasional yang disebut sebagai
manajemen rekening global.

a. Persyaratan-persyaratan pemilik rekening global :
- Memerlukan satu tempat pertemuan
- Menuntut koordinasi sumber daya untuk melayani pelanggan
- Mendorong keseragaman harga dan syarat perdagangan
- Memiliki produk dan pelayanan standar
- Memerlukan konsistensi tingkat tinggi dalam kualitas pelayanan dan kinerja
- Dukungan di negara-negara dimana perusahaan tidak memiliki keberadaan

b. Mengelola Hubungan Rekening Global :
- Memperjelas peran tim manajemen rekening global
- Membuat struktur insentif yang realistis
- Pilihlah manajer rekening global yang benar
- Buat jaringan dukungan yang kuat

- Pastikan bahwa hubungan pelanggan beroperasi di lebih dari satu tingkatan
- Manajemen rekening global harus fleksibel dan dinamis.

8) Manajemen Hubungan Pelanggan Global (Global Customer Relationship Management (CRM))

a. Proses pengelolaan interaksi antara perusahaan dan pelanggan disebut Customer Relationship
Management (CRM):
- Membantu dalam ingatan pelanggan
- Membantu dalam komunikasi yang lebih kaya dan pemasaran interaktif
- Membantu dalam penyesuaian pelayanan
- Membantu untuk mempertahankan hubungan lebih dekat dengan pelanggan

b. Manfaat CRM
- Pemahaman yang lebih baik dari harapan dan prilaku pelanggan
- Kemampuan untuk mengukur nilai pelanggan kepada perusahaan
- Menurunkan akuisisi pelanggan dan biaya
- Kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan pelanggan di negara-
negara dimana akses ke saluran tradisional terbatas.

c. Pedoman Pelaksanaan CRM yang sukses :
- Membuat program bisnis-driven daripada IT-driven
- Membantu dan melacak perlindungan data dan undang-undang privasi di negara-
negara dimana sistem CRM sedang digunakan atau dalam tahap perencanaan
- Sebuah data yang baik adalah prasyarat utama
- Imbalan yang dikirim ke pelanggan relevan, ditargetkan, dan bersifat pribadi.

(Sumber : Dr.Hj.Ratih Hurryati, M.Si., 2011, Lingkungan Sosial Budaya.pptx)

Lingkungan Budaya
Tiap-tiap bangsa mempunyai nilai, adat istiadat dan tabu sendiri-sendiri. Pengusaha asing, jika ingin
berhasil, harus menanggalkan enosentrisme mereka dan mencoba memahami kultur dan kebiasaan
bisnis di negara tuan rumah, yang seringkali berbeda konsep waktu, ruang dan tata caranya.

Bagaimana konsumen setempat memikirkan dan menggunakan produk tertentu harus diperhatikan
oleh penjual sebelum merencanakan program pemasaran. Berikut ini adalah beberapa contoh yang
mengejutkan di pasar konsumen :
Kaum pria Prancis rata-rata menggunakan kosmetik dan alat kecantikan hampir dua kali lebih banyak
dari pada istri mereka. Orang Jerman dan Prancis makan spageti bungkusan lebih banyak dari pada
orang itali. Anak-anak italia senag makan sepotong coklat yang disisipkan di antara dua potong roti
sebagai cemilan. Kaum wanita di Tanjania tidak mau memberi telur kepada anak-anak mereka karena
takut anak-anak itu menjadi botak dan impoten.

Lingkungan Bisnis
Norma dan perilaku bisnis juga berlainan dari satu negara ke negara lain. Eksekutif bisnis perlu
mengetahui hal ini sebelum melakukan negosiasi di negara lain. Ada beberapa contoh perilaku bisnis
yang berbeda dengan bisnis di beberapa negara:
Pengusaha arab biasa melakukan pembicaraan bisnis dengan rekan usahanya dalam jarak yang sangat
rapat, hidung mereka hampir beradu. Kadang-kadang mereka menggamit dan menggemgam tangan
anda sebagai tanda persahabatan. Jika rekan usahanya menolak genggaman ini, pengusaha arab akan
merasa tersinggung.
Dalam komunikasi tatap muka, eksekutif bisnis Jepang jarang sekali mengatakan tidak kepada rekan
amerikanya. Pengusaha Amerika sering bingung dan tidak mengetahui persis apa sebenarnya sikap
sebenarnya sikap pengusaha Jepang ini. Orang amerika sering langsung ke pokok pembicaraan, eksekutif
bisnis Jepang menganggap ini sebagai sikap memaksa.
Di Prancis, pedagang besar tidak merasa perlu mempromosikan suatu produk. Mereka menanyakan
kepada para pengecer apa yang diinginkan dan menyediakannya. Jika pengusaha amerika menyusun
strateginya dengan anggapan bahwa pedagang besar Prancis akan bekerjasama dalam promosi, mereka
akan gagal.
Tiap-tiap negara bahkan suku-suku bangsa di suatu negara mempunyai tradisi, preferensi dan tabu
budaya dan bisnis sendiri-sendiri yang harus diketahui para pemasar.

C. ANALISIS / CONTOH KASUS

Keputusan pemasaran pada perusahaan yang beroperasi di negara sendiri sangat berbeda dengan
apabila ia beroperasi di negara lain. Setiap negara berbeda dalam hal sosial dan budaya. Semua ini
menjadikan pengkajian lingkungan sosial budaya perusahaan tugas yang semakin rumit karena
perusahaan memerlukan praktik dan pendekatan yang berbeda-beda di tiap negara. Beberapa contoh
perusahaan yang melakukan/tidak melakukan kajian lingkungan sosial budaya yang cukup ada pada
bagian berikut.
McDonald’s
McDonald’s, ketika memasuki pasar India pada akhir 1990an, mengganti Big Mac-nya yang terbuat dari
daging sapi menjadi “Maharaja Mac” yang terbuat dari daging kambing ketika ia membuka operasinya di
India. Selain itu, ia juga membagi menunya ke dalam kategori vegetarian dan non-vegetarian. India, yang
mayoritas penduduknya beragama Hindu adalah pemuja sapi. Sapi dianggap sebagai binatang yang
sakral di negara tersebut. Selain itu, mayoritas dari kaum Hindu adalah vegetarian. McDonald’s sebagai
perusahaan global dalam hal ini menyesuaikan diri dengan budaya lokal India.
Disini kita dapat melihat bahwa McDonald’s melakukan beberapa kajian lingkungan eksternal sebelum
memasuki pasar India, terutama pada aspek-aspek budaya, norma, nilai, dan kepercayaan/agama. Tentu
saja McDonald’s juga telah mempertimbangkan variabel lainnya seperti ekonomi dan politik.
Pembukaan restoran McDonald’s pertama di India dilakukan beberapa tahun setelah pemerintah
membuka pintu masuk investasi asing bagi industrinya.
McDonald’s yang masuk ke India beberapa tahun setelah KFC telah mempersiapkan diri untuk
menghindari ancaman-ancaman berupa protes dan demostrasi. Selain itu juga, berusaha menangkap
peluang dengan menyesuaikan menu dengan kaum mayoritas di India. Meskipun perusahaan sempat
tersangkut kasus hukum (akibat adanya kandungan ekstrak sapi di minyak penggoreng kentangnya),
namun kerugian yang dihadapi tidak separah KFC.

D. Referensi
http://tanmorib.blogspot.com/2013/01/lingkungan-sosial-dan-budaya-pemasaran.html?m=1
https://kholiq16013776.blogspot.com/2017/02/lingkungansosial-dan-budaya-lupa.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sistem pendekatan pada koperasi

Manajemen Pemasaran Global (PT.Indofood)

2. Makalah Koperasi Simpan Pinjam