PENGERTIAN E-MARKETING, KASUS DALAM E MARKETING DAN BAGAIMANA KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN GLOBAL
PENDAHULUAN
Memasuki
abad ke-21 ditandai dengan abad teknologi informasi, tidak terkecuali dalam
pemasaran sehingga dikenal istilah e-marketing, e-commerce, ebisnis.
E-marketing hadir sebagai salah satu realisasi interaksi internet dalam bisnis
(e-business) (Coupey, 2001). Menurut Mohammed et al. (2003), Internet marketing
merupakan proses membangun dan mempertahankan hubungan dengan pelanggan melalui
kegiatan online untuk memfasilitasi pertukaran ide, produk, dan pelayanan untuk
memenuhi keinginan dari kedua belah pihak. Salah satu dampak penting penggunaan
e-marketing adalah kesetiaan pelanggan (Chang et al. 2009). E-marketing
merupakan salah satu aplikasi teknologi internet dalam bisnis khusunya bidang
pemasaran yang secara populer dilakukan secara online. Melalui media internet,
kegiatan promosi ini memungkinkan perusahaan menjangkau konsmen secara lebih
luas dan intensif. Hal ini dapat membantu pemasaran produk-produk yang relatif
belum populer seperti beras organik. Dengan melakukan pemasaran lewat internet
diharapkan akan semakin banyak masyarakat yang mengetahui beras organik dan
mulai beralih kepadanya karena faktor kesehatan. E-marketing memuat berbagai
perubahan dari pemasaran tradisional sehingga menarik untuk dikaji. Perusahaan
yang melaksanakan e-marketing akan memperoleh keuntungan antara lain pengenalan
pasar yang lebih luas jangkauannya, yang berarti pula peningkatan pangsa pasar
karena konsumen dapat berasal dari seluruh pelosok dunia. Orang dari berbagai
tempat memilih dan bertransaksi setiap saat tanpa dibatas oleh ruang dan waktu.
Selain itu dari segi operasional perusahaan dapat beroperasi hanya melalui
seperangkat komputer yang berarti hemat tempat atau biaya ruang dan pengeluaran
biaya kantor sebagaimana lazimnya (Hoffman & Novak, 1996, Hatemel, 2009). Selain
memberi manfaat kepada perusahaan, e-marketing juga memberi manfaat bagi para
konsumen potensial, yaitu kemudahan di mana para pelanggan dapat memesan produk
24 jam sehari di mana pun berada. Sehingga para pelanggan tidak harus berkendara,
mencari tempat parkir, dan berjalan melewati gang yang panjang untuk mencari
dan memeriksa barang-barang yang diinginkan. Dari segi informasi para pelanggan
juga dapat memperoleh setumpuk informasi komparatif tentang perusahaan, produk,
dan pesaing tanpa meninggalkan rumah. Di samping itu e-marketing memberikan
tekanan lebih sedikit, dalam artian para pelanggan tidak perlu menghadapi atau
melayani bujukan dan faktor-faktor emosional dan tidak perlu menunggu dalam
antrian (Strauss and Frost, 2008, Reedy et al 2000). Isu pertanian organik
mulai berhembus keras di dunia sejak tahun 1990. Sejak saat itu mulai
bermunculan berbagai organisasi dan perusahaan yang memproduksi produk organik.
Di Indonesia telah beredar produk pertanian organik dari produksi lokal seperti
beras organik, kopi organik, sayuran organik, teh organik, telur organik dan
beberapa produk lainnya. Walaupun demikian, produk organik yang beredar di
pasar Indonesia sangat terbatas baik jumlah maupun ragamnya. Peluang Indonesia
menjadi produsen pangan organik dunia, cukup besar. Disamping memiliki 20%
lahan pertanian tropik, plasma nutfah yang sangat beragam, ketersediaan bahan
banyak. Namun menurut (International Federation of Organic Agricultural
Movement (IFOAM), (2010) Indonesia baru memanfaatkan 40.000 ha (0.09%) lahan
pertaniannya untuk pertanian organik, sehingga masih diperlukan berbagai
program yang saling sinergis untuk menghantarkan Indonesia sebagai salah satu
negara produsen organik terkemuka. Di Jawa Barat lahan yang digunakan untuk
pertanian organik mengalami peningkatan setiap tahun dalam kurun waktu tiga
tahun (2006-2008). Begitu juga dengan jumlah kelompok petani yang melakukannya.
Hal ini menunjukkan bahwa di Jawa Barat sendiri, pertanian organik semakin
dilirik oleh para kelompok tani, karena mereka melihat prospek pertanian
organik yang semakin baik. Tercatat, sampai tahun 2003, total luas lahan yang
dikelola secara organik di dunia adalah 24 juta hektar. Total penjualan produk
organik di seluruh dunia mencapai US 23 miliar. Pasar produk organik utama
dunia yaitu di Amerika Serikat dan Kanada, juga semakin besar, mencapai 51
persen atau US 11 miliar, disusul Eropa sebesar US 10 miliar (46 persen),
kemudian Jepang sebesar US 350 juta (Herdiman, 2008 dalam Sepri Rose, 2010). Pilihan
pemasaran berbasis e-marketing menjadi keputusan pengusaha menarik untuk
dikaji. Ini karena meskipun dari segi kemanfaatan e-marketing berhasil
menjangkau seluruh penjuru dunia untuk kegiatan ekspor impor, namun belum
banyak pengusaha agribisnis produk beras organic yang berminat untuk memanfaatkan
e-marketing dalam mempromosikan beras organiknya ke pasaran.Yasin HSO termasuk
salah satu agen yang langka tersebut karena menggunakan e-marketing dalam
memasarkan beras organiknya. Oleh karena itu kajian ini mengidentifikasi apa
motivasi pilihan tersebut, mengetahui tahapan aplikasi, masalah yang dihadapi,
dan dampak penggunaan e-marketing.
TEORI
Pengertian
E-Marketing Menurut Chen-Ling, & Lie, dalam juranal Journal of American Academy
of Business (2006, p296), e-marketing adalah Proses memasarkan produk dan
layanan kepada pelanggan dengan menggunakan media web. Promosi, Iklan,
Transaksi dan pembayarandapat dilakukan melalui halaman web. Pengguna internet
marketing dapat dengan mudah mengakses informasi dimana saja dengan komputer yang
terhubung ke internet. Menurut El-Gohary (2010, p216), Pemasaran Elektronik (E-Marketing)
dapat dipandang sebagai sebuah filosofi baru dan praktek bisnis moderen yang
terlibat dengan pemasaran barang, jasa, informasi dan ide melalui internet dan
elektronik lainnya. Menurut Mohammed, et al. (2003,p4), internet marketing
adalah sebuah proses untuk membangun dan memelihara hubungan dengan pelanggan
melalui kegiatan secara online sebagai sarana untuk pertukaran pendapat,
produk, dan jasa sehinga dapat mencapai tujuan bersama kedua kelompok.
Saat
ini perdagangan baik jasa maupun produk saat ini saling berlomba-lomba untuk
menjadi yang terbaik dan terdepan dalam melayani keinginan pelanggannya. Mereka
ingin agar produk / jasa yang mereka hasilkan menjadi sebuah star didalam dunia
perdagangan, dimana produk mereka menempati posisi terdepan dalam hal pangsa
pasar dan permintaan dari para pelanggan. Oleh karena itu, sebuah perusahaan
harus memiliki strategi bisnis yang tepat supaya tetap mendapatkan kepercayaan
dari para konsumen serta dapat bersaing dengan para pesaing lainnya. Teknologi
informasi memberikan peranan yang besar dalam aspek pengelolaan bisnis. Salah
satu teknologi informasi yang sampai saat ini banyak digunakan oleh masyarakat
dunia adalah internet. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang pesat pada saat dewasa ini menyebabkan mulai munculnya berbagai
aplikasi bisnis yang berbasis internet. Pengaruh perkembangan teknologi
tersebut menyebabkan dunia perdagangan dituntut untuk menawarkan sebuah konsep perdagangan
baru melalui jaringan internet yang disebut dengan e-marketing. Dimana dengan
konsep baru ini pemasaran dapat dilakukan dengan lebih cepat dan akurat dan
para pedagang dapat menjangkau daerah pemasaran hingga
keseluruh
dunia. Strategi pemasaran adalah serangkaian tindakan terpadu menuju keunggulan
kompetitif yang berkelanjutan. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi
pemasaran adalah sebagai berikut:
1.
Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat.
2.
Faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisikdan
sosial/budaya. Sedangkan strategi dan kiat pemasaran dari sudut pandangan
penjual (4P) adalah tempat yang strategis (place), produk yang bermutu
(product), harga yang kompetitif (price) dan promosi yang gencar (promotion).
Sedangkan dari sudut pandang pelanggan (4C) adalah kebutuhan dan keinginan
pelanggan (customer needs and wants), biaya pelanggan (cost to the customer),
kenyamanan (convenience) dan komunikasi (comunication). Tujuan akhir dan
konsep, kiat dan strategi pemasaran adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (total
Customer.Statisfaction). Kepuasan pelanggan sepenuhnya bukan berarti memberikan
kepada apa yang menurut kita keinginan dari mereka, tetapi apa yang
sesungguhnya mereka inginkan serta kapan dan bagaimana mereka inginkan. Atau
secara singkat adalah memenuhi kebutuhan pelanggan. Ada hubungan erat antara
mutu suatu produk dengan kepuasan pelanggan serta keuntungan industri. Mutu yang
lebih tinggi
ANALISIS
Strategi
e-marketing
didasari
oleh visi dan misi perusahaan, tujuan strategi perusahaan dan strategis
pemasaran dari perusahaan yang mencakup:
1.Segmentation
Pada
bagian ini, terdiri atas 4 stategi yaitu:
1.
Market Expansion Setelah menggunakan internet, tidak terjadi perubahan pada
segmen pasar melainkan hanya ukuran dari segmen pasar tersebut saja yang
berubah.
2.
Reclassified ExpansionSetelah menggunakaninternet, terjadi perubahan baik pada
segme pasar maupun ukuran dari segmen pasar tersebut.
3.
No Change
Setelah
menggunakan internet, tidak terjadi perubahan baik pada segmen pasar maupun
ukuran dari segmen pasar tersebut.
4.
Market Reclassification
Setelah
menggunakan internet, terjadi perubahan pada segmen pasar sedangkan ukuran dari
segmen pasar tersebut tidak berubah.
2.Targeting
Pada
bagian ini, terdiri atas 4 strategi yaitu:
1. Blanket Targeting
Strategi
yang dilakukan oleh perusahaan adalah sama untuk semua segmen yang ada dan
perlakuan yang ditujukan untuk konsumen online dan offline adalah sama
2. New-Opportunity TargetingStrategi yang
dilakukan oleh perusahaan adalah sama untuk semua segmen yang ada tetapi
perlakuan yang ditujukan untuk konsumen online dan offline adalah berbeda.
3. Beachhead Targeting Strategi yang dilakukan
oleh perusahaan hanya untuk suatu bagian segmen tertentu dan perlakuan yang
ditujukan untuk konsumen online dan offline adalah sama.
4.
Bleed-Over TargetingStrategi yang dilakukan oleh perusahaan hanya untuk suatu
bagian segmen tertentu dan perlakuan yang ditujukan untuk konsumenonline dan offline
adalah berbeda.
3.
Positioning
Pada
bagian ini, terdiri atas 4 strategi yaitu:
1.
Blanket Positioning strategi yang
dilakukan oleh perusahaan adalah sama untuk konsumen online dan offline.
2.
New-Opportunity PositioningStrategi yang dilakukan oleh perusahaan adalah
berbeda untuk konsumen online dan offline.
3.
Beachhead PositioningStrategi yang dilakukan oleh perusahaan adalah mirip untuk
konsumenonline dan offline, tetapi hanya difokuskan pada konsumen online.
4.
Bleed-Over Positioning Strategi yang dilakukan oleh perusahaan adalah mirip
untuk konsumen online dan offline.
REFERENSI
https://www.researchgate.net/publication/279191193_E-Marketing_sebagai_Paradigma_Baru_dalam_Komunikasi_Pemasaran
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00595-SI%2520Bab2001.pdf&ved=2ahUKEwju1bW79OXfAhXIMY8KHbE9CtIQFjAAegQIBBAB&usg=AOvVaw19siy70A5Vo4KyZw8LWuEF&cshid=1547216350847
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.ums.ac.id/31914/8/NASKAH%2520PUBLIKASI.pdf&ved=2ahUKEwjFoPHs9uXfAhUHvY8KHf2GAI0QFjAIegQIChAB&usg=AOvVaw1NdzaIJ94BTQJI22a4OhDY
http://www.academia.edu/7423190/ANALISIS_DAN_PERANCANGAN_E-MARKETING_PADA_PT._BONA_PASOGIT_PROFESSIONAL_STAINLESS_STELL
Komentar
Posting Komentar